MEMORY
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul……………………………..………………………………………….i
Kata
Pengantar………………………………………………………………………..ii
Daftar
Isi………………...…….……………………………………………………..iii
BAB
I PENDAHULUAN……………………………………………...………….…..1
- Latar Belakang Masalah…………………………………………………….1
- Rumusan Masalah…………………………………………………………..1
- Tujuan Penulisan……………………………………………………………1
- Manfaat Penulisan…………………………………………………………..2
BAB
II PEMBAHASAN……………………………………………………………….3
- Pengertian dan Sifat Memori………………………………………………..3
- Pengukuiran Memori………………………………………………………..4
- Model Memori………………………………………………………………4
- Bentuk-bentuk Penyimpanan Informasi…………………………………...6
BAB
III PENUTUP………………………...……………………………………….....10
3.1
Kesimpulan…………………..……………………………………………10
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Memori adalah elemen
pokok dalam sebagian besar proses kognitif. Tidaklah mengherankan
bahwa memori menjadi subyek penelitian utama para peneliti terdahulu
William James dan Herman Ebbinnghaus di Jerman. Sebagai sebuah topik
penelitian, memori sempat diabaikan ketika dunia psikologi Amerika
terobsesi dengan behaviorisme. Meskipun demikian, pendekatan
behaviorisme pada paruh pertama abad ke 20 itu jugalah yang akhirnya
memunculkan minat terhadap cara manusia menyimpan apa yang telah
dipelajarinya dan bagaimana manusia mengubah pengetahuan itu menjadi
memori.
Tren dalam
penelitian memori menarik minat para psikolog eksperimental, yang
mengembangkan model-model rumit tentang representasi mental mengenai
bagaimana informasi disimpan dan diambil kembali. Salah satu model
memori yang paling bertahan lama adalah model yang dibuat oleh
William James, meskipun model tersebut telah mengalami
modifikasi-modifikasi penting. Model memori dari William James
menyatakan bahwa memori bersifat dikotomi: manusia mengamati sejumlah
obyek, informasi memasuki memori dan kemudian hilang, sedangkan
bebrapa informasi menetap di memori selamanya.
1.2
Rumusan Masalah
- apa pengertian dan sifat memori?
- Bagaimanakah pengukuran memori?
- Apa sajakah model memori?
- Bagaimana bentuk-bentuk memori?
1.3
Tujuan Penulisan
- Memenuhi tugas mata kuliah psikologi umum 2
- Mempelajari tentang pengertian dan sifat memori
- Mempelajari tentang pengukuran memori
- Mempelajari tentang model memori
- Mempelajari dan mengetahui bentuk-bentuk memori
1.4
Manfaat Penulisan
- Terselesaikannya tugas mata kuliah psikologi umum 2
- Mengetahui tentang pengertian dan sifat memori
- Mengetahui tentang pengukuran memori
- Memahami tentang model memori
- Memahami dan mengetahui bentuk-bentuk memori
BAB
II
PEMBAHASAN
- Pengertian Memori dan Sifat Memori
Dalam komunikasi
intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam mempengaruhi
baik persepsi (dengan menyediakan kerangka rujukan) maupun berfikir
(yang akan kita uraikan nanti). Definisi dari Schlessinger dan Groves
(1976) adalah suatu sistem yang sangat berstruktur, yamg menyebabkan
organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan
pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. Setiap saat stimulasi
mengenai indera kita, setiap saat pula stimulasi itu direkam secara
sadar atau tidak sadar . berapa kemampuan rata-rata memori manusia
untuk menyimpan informasi? John Griffith, ahli matematika,
menyebutkan angka 10¹¹ (seratus triliun) bit. John von Neumann,
ahli teori informasi, menghitungnya sampai 2.8 x 10º² (280
kuintriliun) bit. Asimov menerangkan bahwa otak manusia selama
hidupnya sanggup menyimpan sampai satu kuidriliun bit informasi.
Agak sukar bagi kita yang awam untuk memeriksa angka mana yang paling tepat. Lagi pula, tidak pertlu. Kita sudah cukup mengetahui bahwa manusia memiliki memori yang sangat luar biasa. Wilden Penfield, ahli bedah syaraf, pernah melaporkan bagaimana rangsangan dengan jarum elektris pada bagian-bagian otak tertentu dapat menghadirkan kembali rekaman ini, persis seperti memainkan rekaman video (penfield, 1956).
Agak sukar bagi kita yang awam untuk memeriksa angka mana yang paling tepat. Lagi pula, tidak pertlu. Kita sudah cukup mengetahui bahwa manusia memiliki memori yang sangat luar biasa. Wilden Penfield, ahli bedah syaraf, pernah melaporkan bagaimana rangsangan dengan jarum elektris pada bagian-bagian otak tertentu dapat menghadirkan kembali rekaman ini, persis seperti memainkan rekaman video (penfield, 1956).
Seorang wanita
berumur 26 tahun mengalami bedah otak karena epilepsi. Karena hanya
digunakan anestesia lokal, pasien masih dalam keadaan sadar. Dokter
bedah merangsang daerah-daerah tertentu dan menimbulkan rekaman
peristiwa. Elektroda diletakkan pada lokasi 11 pada otaknya, dan
pasien berkata, “ya, tuan, saya mendengar seorang ibu memanggil
anaknya di suatu tempat. Tampaknya terjadi bertahun-tahun yang
lampau, seseorang yang tinggal bertetangga dengan saya”. Kemudian
elektroda digerakkan ke lokasi 13, dan pasien berteriak, “Saya
mendengar suara. Jauh malam, di sekitar tempat pesta seperti ada
sirkus, saya melihat banyak gerobak yang digunakan untuk menyimpan
binatang”. Elektroda diletakkan lagi pada lokasi 11, dan pasien
berkata lagi , “Ya, saya dengar suara yang saya kenal, seorang
wanita seperti sedang memanggil, wanita yang sama”. Pada peristiwa
ini, memori diungkap kembali, begitu memori hidup, seakan-akan si
pasien mengalaminya lagi.
- Pengukuran Memori
Metode pengukuran
memori
- Nonsense Syllables/saving Method, yaitu proses mengingat dengan cara menabung. Mengulang-ulang informasi akan menghemat waktu untuk mengingatnya. Musalnya, mengombinasikan huruf hidup dengan huruf mati yang tidak beraturan atau tidak mempunyai arti (zik, dag, pif, dan sebagainya) untuk diingat. Kata tersebut akan sulit untuk diingat atau dipelajari karena tidak beraturan.
- Recall (mengulang kembali), yaitu proses mengingat kembali informasi yang telah dipelajari tanpa diberikan petubjuk.
- Recognition (mengenali kembali), mengenali informasi dengan cara pengenalan lebih mendalam bentuk-bentuk stimulus yang ada.
- Model Memori
- William James
Model
memori ganda (dualistic model of
memory) berkembang pada akhir tahun
1800-an. William James (1842-1910) membedakan memori langsung
(immediate memory),
yang disebutnya memori
primer (primary
memory)
dan memori tidak langsung (indirect
memory) yang disebutnya memori
sekunder (secondary
memory). Teori tentang struktur
memori disusun James berdasarkan instrospeksi dan menganggap memori
sekunder sebagai suatu tempat penyimpanan informasi yang menyimpan
pengalaman atau informasi-informasi yang pernah dialami, namun tidak
dapat diakses lagi.
James
berpendapat bahwa memori primer tidak pernah meninggalkan kesadaran
dan selalu menyediakan “tanyangan” peristiwa-peristiwa yang telah
dialami. Memori primer mirip (namun tidak identik) dengan apa yang
sekarang disebut memori
jangka pendek (short-term
memory/STM).
Memori sekunder atau memori
jangka panjang (long-term
memory/LTM), didefinisikan
sebagai jalur-jalur yang “terpahat” dalam jaringan otak manusia,
dan setiap manusia memiliki struktur jalur yang berbeda.
James
berpendapat bahwa memori memiliki sifat dualistik, yaitu
transitoris (sebagai pengantara) dan permanen. Namun, James belum
terdapat cukup bukti ilmiah yang mendukung perbedaan definisi
operasianal antara kedua sistem memori tersebut. Bukti-bukti tersebut
baru muncul pada 75 tahun kemudian.
Model
memori ganda James sepertinya terlihat masuk akal secara intuitif.
Berdasarkan pengetahuan tentang struktur otak beserta pemprosesan
informasi di otak, tampaknya model memori milik James memiliki
validitas. Namun, bukti-bukti yang mendukung keberadaan dua tipe
memori muncul belakangan dari studi-studi fisiologis.
Pada
studi-studi berikutnya terdapat sejumlah besar bukti eksperimen
behavioral-mulai dari eksperimen-eksperimen paling awal tentang
memori hingga hungga laporan terbaru mengenai literatur
psikologi-yang mendukung teori dualistik. Suatu efek “awal dan
akhir” (primary and recency)
dalam item-item sejajar yang diasosiasikan (paired
associates) ditemukan oleh Mary
Calkins, seorang murid William James. Ketika seeorang mempelajari
sebuah rangkaian item dan kemudian mencoba mengingat item-item
tersebut tanpa harus menyebutkan secara urut dari depan dan belakang,
efek “awal dan akhir” pun muncul- item-item di awal rangkaian dan
di akhir rangkaian adalah yang paling diingat. Efek ini konsisten
dengan konsep memori ganda.
Selain
itu ada juga efek von
Restorff yang menyatakan
bahwa apabila suatu item di tengah-tengah rangkaian adalah item yang
unik (dibandingkan dengan item-item lainnya), item tersebut cenderung
diingat.
- Waugh dan Norman
Waugh
dan Norman (1965) mengembangkan model behavioral modern pertama.
Model tersebut adalah model dualistik,
mencangkup memori primer dan memori sekunder. Waugh dan Norman
“meminjam” model James dan menggambarkan model mereka seperti
ini, item memasuki memori primer dan kemudian disimpan di sana
(melalui pelatihan pengulangan), atau dilupakan. Dengan mengguanakan
pengulangan (rehearsal),
item tersebut memasuki memori sekunder dan selanjutnya menjadi bagian
memori primer.
Model
James dikembangkan oleh Waugh dan Norman dengan mengkuantifikasikan
karekteristik-karektristik memori primer. Sistem penyimpanan jangka
pendek memiliki kapasits yang sangat terbatas, sehingga hilangnya
informasi didalilkan terjadi “seiring berlalunya
waktu”, namun terjadi karena item-item baru “menindihi”
item-item lama saat ruang penyimpanan penuh.
Waugh
dan Norman memiliki minat mempelajari apa yang terjadi pada item-item
dalam STM yang tidak diingat. Mereka mengusulkan bahwa item-item
tersebut akan memudar dan menghilang (decay)
dari memori, atau memori tersebut digantikan (atau dihambat) oleh
informasi-informasi baru. Penelitian yang dilakukan mereka bertujuan
untuk menentukan apakah kelupaan (forgetting)
terjadi akibat decay (yang
terjadi dengan sendirinya seiring berlalunya waktu) atau akibat
interferensi (interference)
dari item-item lain dalam daftar. Pengujian decay dan
interferensi dalam STM mengindikasikan bahwa interferensi merupakan
suatu faktor yang lebih berpengruh dibandingkan decay.
- Atkinson dan Shiffrin
Model
Atkinson dan Shiffrin disusun berdasarkan gagasan bahwa struktur
memori bersifat stabil dari proses-proses control berupa
factor-faktor tidak tetap. Atkinson dan Shiffrin meminjam konsep
dualistic memori Waugh dan Norman, namun mendalilkan adanya lebih
banyak subsistem dalam STM dan LTM. Model-model awal tentang memori,
menurut Atkinson dan Shiffrin bersifat terlalu menyederhanakan dan
tidak cukup kuat untuk menangani kerumitan proses atensi, proses
membandingkan stimuli, pengendalian dalam mengambil memori,
pemindahan dari STM ke LTM, pencitraan, memori penyandian sensorik
dan sebagainya. Dalam model Atkinson dan Shiffrin, memori memiliki
tiga area penyimpanan yaitu: register sensorik, penyimpanan jangka
pendek, dan penyimpanan jangka panjang. Sebuah stimulus diproses
dalam dimensi sensorik yang tepat dan selanjutnya bisa hilang ataupun
diproses lebih lanjut.
- Bentuk-bentuk Penyimpanan Informasi
- Memori Sensoris
Memori
sensoris adalah ingatan yang berkaitan dengan penyimpanan informasi
sementara yang dibawa oleh pancaindera. Setiap pancaindera memiliki
satu macam memori sensoris. Memori Sensoris adalah informasi sensoris
yang masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Jadi, di dalam
diri manusia ada beberapa macam sensori-motorik, yaitu
sensori-motorik visual (penglihatan), sensori-motorik audio
(pendengaran), dan sebaganya. Memori sensorik cukup pendek, dan
biasanya akan menghilang segera setelah apa yang kita rasakan
berakhir. Sebagai contoh, ketika anda melihat. Kita melihat ratusan
hal ketika berjalan selama beberapa menit. Meskipun perhatian tertuju
oleh sesuatu yang anda lihat, itu segera terlupakan oleh sesuatu yang
lain yang menarik perhatian anda di antara sekian banyak yang
ditangkap indera penglihatan.
Ketika
kita mendengar sesuatu, melihat sesuatu, atau meraba sesuatu,
informasi-informasi dari indera-indera itu diubah dalam bentuk
impuls-impuls neural (bentuk neuron) dan dikirim ke bagian-bagian
tertentu dari otak. Proses tersebut berlangsung dalam sepersekian
detik.
Sebenarnya
memori sensoris berkapasitas besar untuk menyimpan informasi, akan
tetapi yang disimpan tersebut cepat sekali menghilang, dikatakan
bahwa informasi tersebut akan menghilang setelah sepersepuluh detik,
lalu akan menghilang sama sekali setelah lewat dari satu detik.
Keberadaan
memori sensoris mempunyai peran yang penting dalam hidup manusia.
Orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu
harus diingat. Dengan begitu ada proses seleksi dari kesadaran, mana
informasi yang diperlukan dan mana yang tidak.
- Memori Jangka Pendek
Di
luar sensory memories, model pemrosesan informasi yang dilontarkan
pada 1960-an menghipnotesiskan satu atau lebih tempat penyimpanan
jangka pendek yang menahan informasi selama bebberapa detik. Dengan
memperhatikan pada sesuatu berarti mentransfer sesuatu itu ke memori
jangka pendek (short term memory), yang memiliki kapasitas sekitar
tujuh item. Penyimpanan semacam ini digunakan kegtika misalnya,
mengontak nomor telepon baru. Penyimpanan ini memiliki kapasitas
terbatas, sehingga begitu memorinya penuh maka informasi lama segera
digantikan oleh masukan baru. Fikiran/ data/ informasi yang kurang
penting disimpan dalam memori jangka pendek, digunakan sebentar, dan
kemudian dibiarkan menghilang dengan sendirinya.
Dalam
literature ilmiah, tempat penyimpanan short term yang verbal ternyata
mendapat perhatian cukup besar. Keberadaannya telah disimpulkan
setidaknya sebagian dari dari recency
effect
(efek kemutakhiran) dalam free
recall
(pengingatan bebas).
- Memori Jangka Panjang
Informasi
dalam long term memory diyakini disimpan dalam bentuk meaning
(pemaknaan) atas informasi. Jadi, ketika dikemudian waktu diminta
mengingat pilihan kalimat-kalimat bermakna yang disajikan sebelumnya,
orang biasanya tidak dapat memproduksi kata-kata dengan persis dan
tepat tetapi umumnya mereka dapat melaporkan makna atau inti dari
kata-kata itu dalam bentuk kalimat.
Model-model
memori tiga tahap dari Artkinson dan Shiffirin sangant berguna untuk
menyederhanakan dan merepresentasikan beberapa aspek dari
kompleksitas memori manusia.
Namun,
kompleksitas yang sangat ini membutuhkan penyesuaian terus-menerus
untuk memungkinkan model-model ini menggabungkan observasi tambahan.
Sebagai contoh, model pemrosesan informasi yang diuraikan diatas
membuat dua asumsi dasar:
- Informasi hanya bisa mencapai long term memory dengan terlebih dahulu melewati tempat penyimpanan short-term.
- Melatih informasi dalam short-term store akan menyimpannya disitu sekaligus meningkatkan kesempatannya untuk ditransfer ke long-term.
Namun,
bagian pertama dari dua asumsi diatas ditantang oleh identifikasi
atas kasus-kasus klinis kunci. Para pasien cedera otak ini
menunjukkan gangguan kapasitas short-term
memory sehingga
(ditinjau dari model Atkinson-Shiffrin) merusak parah tempat
penyimpanan long-term
memory. Namun,
pasien-pasienini tampaknya tidak memilki kerusakan dalam kemampuan
long-term
memory. Kemudian,
asumsi kedua dari model Atkinson-Shiffrin juga ditantang oleh
temuan-temuan penelitian di mana peserta dilatih beberapa kata
terkahir dari daftar kata untuk jangka waktu lebih panjang, tanpa
menunjukkan perbaikan dalam ingatan jangka panjang atas kata-kata
itu. Dalam beberapa situasi, juga menjadi jelas bahwa menghadapi
informasi yang sama di berbagai kesempatan (yang mungkin, cukup masuk
akal, diasumsikan mengakibatkan peningkatan latihan) tidak cukup
untuk mengarah pada retensi atas informasi ini.
Bukti
lain bagi perbedaan antara penyimpanan memori jangka pendek dan
oenyimpanan memori jangka panjang dipertanyakan. Misalnya, seperti
kita lihat sebelumnya, recency
effect dalam
free
recall telah
dikaitkan dengan operasi short
term store karena
efek ini direduksi beberapa detik sebelum recall
diisi dengan tugas verbal misalnya menghitungmundur. Tetapi, ketika
peserta eksperimen mempelajari kata-kata dan menghitung mundur setiap
kata dalam daftar, beberapa item dari bagian tengah dasar. Pola
temuan ini bertentangan dengan model Shiffrin-Atkinson, karena short
term memory tentunya
telah diisi dengan tugas menghitung mundur dan dengan deikian tidak
ada resensi efek yang seharusnya bisa diamati. Semantic
encoding atau
pengkodean semantik (yaitu, pengolahan informasi dalam hal
pemaknaannya) juga dibuktikan dalam pembelajaran jangka pendek di
bawah kondisi yang sesuai yuang menunjukkan bahwa phonological
encoding atau
pengkodean fonologis bukanlah satu-satunya bentuk pengkodea yang
relevan untuk representasi informasi dalam short
term store.
Dua
tanggapan utama muncul mengikuti pengenalan atas masalah model
pemrosesan informasi Atkinson dan Shifftrin. Satu pendekatan,
terutama terkait dengan Baddeley dan kolega, adalah memperbaiaki
model short
term memory
terkait keterbatasan yang sudah dikenali. Baddeley dan kolega juga
berusaha menggolongkan lebih lanjut fungsi-fungsi yang dimainkan
memori jangka pendek dalam kognisi. Perubahan dalam perspektif ini
engarah ke model asli yang kemudia direvisi Baddeley tentang walking
memory (memori
kerja). Respon utama lainnya terhadap maslah yang diidentifikasi
terkait model Atkinson dan Shifftrin ini adalah lebih umum
mempertanyakan penakan yang ditempatkan dalam memory store ini dan
keterbatasan memori mereka dan justru fokus pada pendekatan
alternatif berdasarkan siufat pemrosesan yang terjadi dalam memori,
dan konsekuensi dari proses ini untuk mengingat.
Apapun
model memori tertentu yang pada akhirnya paling menarik, banyak teori
tentang memori yang membuat perbedaan umum tetapi mendasar antara
proses memori short
term dan
proses memori long
term. Sebagaimana
kita akan lihat, bukti bagi dikotomi antara penyimpanan memori jangka
pendek dan jangka panjang ini datang dari;
- Berbagai eksperimen yang telah dilakukan kepada individu normal dan sehat.
- Studi tentang pasien cedera otak dengan defisit memori.
Ada
juga bukti konvergen dari penelitian biologi mendasar yang mendukung
perbedaan antara penyimpanan memori jangka pendek dan jangka panjang
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Memori adalah elemen
pokok dalam sebagian besar proses kognitif. Metode pengukuran memori
antara lain, Nonsense
Syllables/saving Method, Recall (mengulang
kembali), Recognition
(mengenali
kembali). Bentuk-bentuk penyimpanan informasi, diantaranya memori
sensoris, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Foster, Jonathan K.
2009. Psikologi
Memori (menyingkap rahasia memori). Surabaya:
Portico.
Rakhmat, Jalaluddin.
2008. Psikologi
Komunikasi. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
MOTIVASI
A.Pengertian
Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya
Menurut
Walgito (2002):
Motif
berasal dari bahasa latin movere
yang berarti bergerak atau tomove
yang berarti kekuatan dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat
(driving force). Motif sebagai pendorong tidak berdiri sendiri tetapi saling terkait
dengan faktor lain yang disebut dengan motivasi.Menurut Caplin (1993) motif
adalah suatau keadaan ketegangan didalam individu yang membangkitkan,
yang berarti kekuatan dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat
(driving force). Motif sebagai pendorong tidak berdiri sendiri tetapi saling terkait
dengan faktor lain yang disebut dengan motivasi.Menurut Caplin (1993) motif
adalah suatau keadaan ketegangan didalam individu yang membangkitkan,
Memelihara
dan mengarahkan tingkah laku menuju pada tujuan atau sasaran.
Motif juga dapat diartikan sebagai tujuan jiwa yang mendorong individu untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu terhadap
situasi disekitarnya (Woodworth dan Marques dalam Mustaqim, 1991).Sedangkan
menurut Koontz dalam Moekjizat (1984) motif adalah suatu keadaan dari dalam
yang memberi kekuatan, yang menggiatkan atau menggerakkan, dan yang
mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah tujuan-tujuan tertentu.
Motif juga dapat diartikan sebagai tujuan jiwa yang mendorong individu untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu terhadap
situasi disekitarnya (Woodworth dan Marques dalam Mustaqim, 1991).Sedangkan
menurut Koontz dalam Moekjizat (1984) motif adalah suatu keadaan dari dalam
yang memberi kekuatan, yang menggiatkan atau menggerakkan, dan yang
mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah tujuan-tujuan tertentu.
Menurut
Gunarsa (2003):
Terdapat
dua motif dasar yang menggerakkan perilaku
seseorang, yaitu motif biologis yang berhubungan dengan kebutuhan untuk
mempertahankan hidup dan motif sosial yang berhubungan dengan kebutuhan
sosial. Sementara Maslow A.H. menggolongkan tingkat motif menjadi enam,
yaitu: kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang,
kebutuhan seks, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri (dalam
Mahmud, 1990).
seseorang, yaitu motif biologis yang berhubungan dengan kebutuhan untuk
mempertahankan hidup dan motif sosial yang berhubungan dengan kebutuhan
sosial. Sementara Maslow A.H. menggolongkan tingkat motif menjadi enam,
yaitu: kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang,
kebutuhan seks, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri (dalam
Mahmud, 1990).
Menurut
Terry (dalam Moekjizat, 1984):
Motivasi
adalah keinginan didalam diri individu yang mendorong individu untuk
bertindak.latihan atau kegiatan lainnya yang menimbulkan suatu
perubahan secara kognitif,afektif dan psikomotorik pada individu yang
bersangkutan.
Menurut
Chung dan Meggison adalah:
Motivasi
merupakan prilaku yang ditujukan kepada sasaran, motivasi
berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar
suatu tujuan. Motivasi berkaitan erat dengan kepuasan pekerja dan fermormasi
pekerjaan)
berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar
suatu tujuan. Motivasi berkaitan erat dengan kepuasan pekerja dan fermormasi
pekerjaan)
Menurut
Heidjrachman dan Suad Husnan adalah:
Motivasi
merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorangagar mau
melakukan sesuatu yang diinginkan.Dari defenisi di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa pada dasarnya defenisi diatas mempunyai pengertian
yang sama, yaitu semuanya mengandung unsur dorongan dan keinginan.
Teori-teori
motivasi
- TEORI HEDONISME
Hedonisme
adalah bahasa yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau
kenikmatan. Hedonism adalah suatu aliran di dalam filsafat yang
mengandung bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari
kesenangan yang bersifat duniawi. Pada abad ke-17, hobbes menyatakan
bahwa apapun alasannya yang diberikan seseorang untuk prilakunya,
sebab-sebab terpendam dari semua prilaku itu adalah kecenderungan
untuk mencari kesenangan dan menghindari kesusahan.
- TEORI NALURI
Teori
naluri ini mearupakan bagian terpenting dari pandangan mekanisme
terhadap manusia. Naluri merupakan suatu kekuatan biologis bawaan,
yang mempengaruhi anggota tubuh untuk berlaku dengan cara tertentu
dengan keadaan tepat.sehingga semua pemikiran dan prilaku manusia
merupakan hasil dari naluri yang diwariskan dan tidak ada hubungannya
dengan akal.
Menurut
teori naluri seseorang tidak memilih tujuan dan perbuatan, akan
tetapi dikuasai oleh kekuatan-kekuatan bawaan, yang menentukan tujuan
dan perbuatan yang akan dilakukan. Freud juga percaya bahwa dalam
diri manusia ada sesuatu yang tanpa disadari menentukan setiap sikap
dan prilaku manusia.
- TEORI REAKSI YANG DIPELAJARI
Teori ini berbeda pandangan
dengan tindakan atau prilaku manusia berdasrkan naluri-naluri, tetapi
berdasarkan pola dan tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di
tempat orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan
kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu, teori
ini disebut juga teori lingkungan kebudayaan. Menurut teori ini,
apabila seorang pemimpin atau seorang pendidik akan memotivasi anak
buah atau anak didiknya, pemimpin atau pendidik itu hendaknya
mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan
orang-orang yang di pimpinnya.
- DRIVE THEORY
Teori ini merupakan perpaduan
antara” teori naluri” dengan “ teori reaksi yang dipelajari”
daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan
kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Misalnya, suatu
daya pendorong pada lawan jenis. Semua orang dalam semua kebudayaan
mempunyai daya pendorong pada lawan jenis. Namun, cara-cara yang
digunakan berlain-lainan bagi tiap individu, menurut latar belakang
dan kebudayaan masing-masing.
- TEORI AROUSAL
Teori ini dikemukakan
olehElizabeth Duffy. Menurutnya, organism tidak selalu berusaha
menghilangkan ketergantungan tetapi justru tidak sebaliknya, dimana
organism berusaha meningkatkan ketegangan dalam dirinya. Homeostatis
adalah ketegangan optimum yang sifatnya subjektif.
- TEORI ATRIBUSI
Perilaku seseorang ditentukan
oleh bagaimana ia menafsirkan atau berusaha mengerti apa
yang
melatarbelakangi peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya.
Teori ini merupakan teori yang dikemukakan olehkelompok teori
kognitif yang berusaha menggambarkan secara sistematik
penjelasan-penjelasan perihal kenapa seseorang berhasil atau gagal
dalam suatu aktivitas. Ini dijelaskan melalui teori atribusi.
Atribusi adalah suatu hal atau keadaan yang dikaitkan dengan
kesuksesan atau kegagalan dalam suatu aktivitas. Misalnya, guru yang
tidak enak mengajar, kesehatan yang tidak optimal, pelajaran tidak
menarik, ketidakberuntungan, kurang usaha, kurangnya kemampuan,
pekerjaan terlalu sulit, salah strategi dan lain-lain.
- TEORI KEBUTUHAN
Manusia adalah mahluk rasional
yang akan mengalami proses kognitif sebelum terjadi respons. Prilaku
yang dikuasai oleh actualizing
tendency, yaitu
kecenderungan inheren manusia untuk mengembangkan diri. Kecenderungan
tersebut dipengaruhi oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk
memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.
MENURUT
MASLOW, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan, yaitu :
- Kebutuhan fisiologis : yaitu kebutuhan dasar yang berifat primer dan fital, menyangkut fungsi biologis, seperti kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan, kesehatan, kebutuhan seks.
- Kebutuhan rasa aman dan perlindungan. Seperti, perlindungan dri bahaya dan ancaman, penyakit, perang, kelaparan, dan perlakuan tidak adil.
- Kebutuhan social,yang meliputi kebutuahn akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebgaia anggota kelompok, rasa setia kawan, dan kerja sama.
- Kebutuhan akan penghargaan, termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, status, pangkat.
- Kebutuahn akan aktualisasi diri, seperti antara lain kebuthan mempertinggi potensi yang dimiliki,mengembangkan diri secara maksimum, kreativitas, dan ekspresi diri.
C.
MACAM-MACAM MOTIVASI
Menurut
caplin, motivasi dapat di bagi menjadi dua, yaitu physiological
drive dan social motives. Physiological drive
ialah dorongan yang bersifat fisik, seperti lapar, haus, seks, dan
sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan social
motives ialah dorongan
yang berhubungan dengan orang lain, seperti estetis, dorongan ingin
selalu berbuat baik, dan etis. Lindzy G. Hall, memasukkan kebutuhan
berkelompok, kebutuhan terhadap penghormatan, kebutuhan akan sesutau
yang dicintai ke dalam social
motives.
Sedangkan
Woodworth dan Marqius menggolongkan motivasi menjadi tiga macam.
Yaitu :
- Kebutuhan-kebutuhan organis, yaitu motivasi yang berkaitan dengan kebutuhan dalam, seperti : makan, minum, kebutuhan bergerak dan istirahat atau tidur, dan sebagainya.
- Motivasi darurat yang mencakup dorongan untuk menyelematkan diri, dorongan untuk membalas, dorongan untuk berusaha, dorongan untuk mengejar, dan sebagainya. Motivasi ini timbul, jika situasi menuntut timbulnya kegiatan yang cepat dan kuat dari diri manusia. Dalam hal ini motivasi timbul atas keinginan seseorang, tetapi perangsang dari luar.
- Motivasi objektif, yaitu motivasi yang diarahkan kepada objek atau tujuan tertentu disekitar kita, motif ini mencakup kebutuahn untuk eksplorasi, manipulasi, menaruh minat. Motivasi ini timbul karena dorongan untuk menghadapi dorongan secara efektif.
Selain
itu, Wood Worth juga mengklasifikasikan motivasi menjadi dua bagian,
yaitu :
- Unlearned motives, adalah motivasi pokok yang tidak dipelajari atau motivasi bawaan. Yaitu motivasi yang dibawa sejak lahir, seperti dorongan untuk makan, minum, seksual, bergerak dan istirahat. Motif ini sering juga disebut motivasi yang diisyaratkan secarabiologis.
- Learned motives, adalah motivasi yang timbul karena dipelajari, seperti misalnya : dorongan untuk belajar sesuatu cabang ilmu pengetahuan, mengejar jabatan, dan lain sebagainya. Motivasi ini sering disebut motivasi yang diisyaratkan secara social, karena manusia hidup dalam lingkungan social.
Selain
kedua tokoh diatas, beberapa psikologi ada yang membagi motivasi
menjadi dua :
- Motivasi intrinsic, ialah motivasi yang berasal dari diri seseorang itu sendiri tanpa dirangsang dari luar. Misalnya : orang yang gemar membaca, tidak usah ada yang mendorong, ia akan mencari sendiri-sendiri buku-bukunya untuk dibaca. Motif intrinsic juga diartikan sebagai motivasi pendorongnya ada kaitan langsung dengan nilai-nilai yang terkandung didalam tujuan pekerjaan sendiri. Misalnya, seorang mahasiswa tekun mempelajari mata kuliah psikologi karena ia ingin sekali menguasai mata kuliah itu.
- Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang dating karena adanya perangsang dari luar, seperti : seorang mahasiswa rajin belajar karena akan ujian. Motivasi ekstrinsik ini juga dapat diartikan sebagai motivasi yang pendorongnya tidak ada pendorongnya tidak ada hubungannya dengan nilai yang terkandung dalam tujuan pekerjaannya. Seperti seorang mahasiswa mau mengerjakan tugas karena takut pada dosen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar